Rabu, 20 Januari 2010

kemana "lari"nya minyak bumi??


Statistik yang dikeluarkan oleh BP tahun 2006 yang merupakan gambaran akhir 2005 dan juga statistiknya OPEC cukup menarik untuk dilihat. Sepertinya melihat peta dalam ruang global ini akan menunjukkan seberapa deras aliran minyak ini.

Seperti biasa setiap ngomongin statistik minyak selalu memberikan grafik fluktuasi harga minyak. Mengapa ? Karena secara intuitif usaha mencari minyak akan meningkat pada saat harga tinggi. Ya mesti saja mengharapkan keuntungan yang besar bukan ? Tetapi nanti kita tengok apakah bener eksplorasi migas yang sedang naik harganya memang akan sangat menguntungkan ? Terutama para BIG Player ini, apakah mereka untung besar atau untung sedikit seperti yang mereka gemborkan.

world-resources-bp2005.png opecresources.gifCadangan minyak saat ini tersebar di bumi ini secara tidak merata. Coba tengok gambar disebelah kiri ini. Kira-kira 60% ada di Middle East (Timur Tengah). Sedangkan dari kepemilikannya hampir 80% dimiliki oleh negara-negara anggota OPEC yang terlihat disebelah kanan. Wah , kalau dibandingin negara-negara OPEC maka cadangan minyak di Indonesia mah cuiliiik nemen cuman seperti garis doank ! :( . Tapi jangan kuwatir ini hanya mencatat minyak bumi saja, kan kita juga punya gas bumi, juga punya sumber energi geothermal, belum lagi batubara. Ditambah lagi beberapa bulan lalu (june 2006) di Pertemuan pengembang Gas dunia, CEO Chevron menyatakan bawah saat ini saatnya menengok gas alam (natural gas).

- “Nanti crita lain juga tentang kondisi gas alam ya, Pakdhe ?”
+ “Sik ta, ini tak selesei-in dulu”

Disebelah kiri ini terlihat bagaimana aliran minyak mentah dari negara-negara anggota OPEC. Walaupun tidak menggambarkan secara total di dunia (karena ada non OPEC 20%) tetapi mungkin lebih baik daripada kita buta total tentang pergerakan minyak bumi. Lah yang disebelah kanan ini versinya BP-Statistics tahun 2005 tentang aliran crude oil. Tapi dalam Tonnes …. emangnya minyaknya ditimbang ? Ya. Seperti kita tahu bahwa minyak ini kualitasnya salah satunya dilihat dari derajat API, dimana angka API ini berasosiasi dengan berat jenis. Nah untuk menormalisasi (menyeragamkan) makanya diukur dan dibandingkan berdasarkan beratnya :D .

Yang perlu diketahui disini adalah bahwa aliran itu adalah aliran CRUDE atau minyak mentah, bukan aliran energi, karena minyak mentah inipun harus dproses di refinery (kilang) sebelum menjadi FUEL (bahan bakar atau BBM).

Siapa saja yang untung dalam bisnis energi minyak ?

Bisnis migas ini bisa dibagi dua yaitu upstream/hulu (E&P – exploration and production) dan downstream/hilir (R & M refinery and marketing). Upstream/Hulu ini “tugas“nya mencari dan memproduksi minyak mentah. Usaha eksplorasi dan produksi ini yang di Indonesia dikenal dengan sistem PSC (production sharing contract). Lah, Pakdhe ini urusannya di hulu karena tugasnya mencari dan memproduksi minyak dan gas. Downstrem/Hilir ini “tugas“-nya memproses barang juwalannya industri hilir yang berupa crude (minyak mentah) dan juga gas. Untuk gas memang rada beda karena gas ini dijual dalam bentuk LNG, atau CNG, LPG dll yang seringkali berhubungan erat antara industri hulu dengan industri hilir, karena langsung dengan pemakai (user) mirip seperti BBM. Industri hilir ini lebih banyak untuk urusan refinery hingga pemasaran. Di Indonesia baru saja dibuka untuk perusahaan luar ikut-ikutan, makanya sudah ada beberapa pompa bensin SHELL dan juga PETRONAS.

Hampir semua perusahaan besar migas di dunia ini memiliki dua usaha ini, baik hulu maupun hilir. Mereka memilki usaha mencari dan juga memiliki usaha hingga menjual ketengan (retail/marketing) dengan memiliki pompa bensMenurut statistik BP, kemungkinan keuntungan terbesar saat ini diraih oleh downstream, coba tengok gambar disebelahkanan ini. Grafik yang menunjukkan seberapa besar margin keuntungan di sisi refinery. Dan tengok seberapa besar peningkatannya pada pada akhir5 tahun ini. Dan juga tentunya anda inget tulisan sebelumnya tentang oil boom yang terjadi akibat kelangkaan BBM bukan kelangkaan minyak mentah.

Sangat terlihat jelas dari gambar diatas kenaikan keuntungan dari usaha downstream. Saat ini perusahaan E&P tidak mendapatkan untung besar seperti yang klaim oleh BIG oil and gas E&P. Seperti yang disitir disini dulu bahwa mereka tidak untung dari sisi E&P. Nah disinilah mereka mengelak bahwa usaha EP tidak menguntungkan, namun sakjane hasil usaha/keuntungan dari sisi downstream, ya masih saja untung besar.

Tentunya menarik kalau anda nanti mengetahui bahwa ternyata Singapore merupakan negara produsen minyak diesel (solar) yang cukup besar di Asia, walaupun negeri liliput ini tidak memilki lapangan minyak :p tetapi merupakan negara eksportir BBM (Fuel), bukan minyak mentah (crude). Dan Singapore ini sering terlewat dari percaturan distribusi energi (fuel). Selain Singapura, negeri China juga net exporter diesel loh. Bahkan di berita di link ini menyebutkan Indonesia sebagai negara pengimpor diesel dari China.

Perolehan dari sektor palak eh pajak

siapa yang untung??
Negara atau pemerintah tentunya memerlukan biaya untuk menjalankan pemerintahannya. Biaya ini salah satunya dari palak pajak. Nah, salah satu sumber palak pajak dari energi ini dimbil dari harga bahan bakar minyak. Dan ternyata komponen palak ini cukup besar di negara-negara Eropa. Amerika justru sedikit memperoleh dari sektor palak pajak. Ini menurut OPEC looh. Ya tentusaja, setiap pemerintahan negara tentunya juga menginginkan manisnya energi minyak bumi ini, kalau ngga bisa memperoleh dari hasil buminya, ya wis dari palak pajak saja lah :p . Sehingga tidak hanya pengusaha (perusahaan) saja yang ingin merasakan manisnya minyak bumi ini.

Siapa yang haus energi ?
Tetapi kalau dilihat dari pemakaian energi perkapita ternyata yang pualing boros menggunakan energi, ya siapa lagi kalau bukan Amrik dan juga ternyata Arab Saudi … wuik ! Arab Saudi sih memang penghasil dan pengguna. Amrik cukup boros perkapita tetapi impornya juga cukup besar. Tentunya menginginkan sumber-sumber energi dari negara lain. Bayangkan saja perorang di Amrik ini membutuhkan tiga tonnes minyak pertahun .. Whalllah ngelak tenan iki …

Awal tahun 2005 kemarin, Cina pernah dituduh penyebab harga minyak naik, karena peningkatannya yang melebihi 16% dari tahun sebelumnya tetapi sakjane kebutuhan perkapita Cina cuman kecil saja. Karena mereka banyak menggunakan batubara juga.

Apakah benar membutuhkan banyak minyak itu berarti boros ?
Belum tentu, tergantung apa tolok ukurnya. Kalau tolok ukurnya adalah efisiensi energi dimana dihitung produksi yang dihasilkan oleh penggunaan energi, maka Indonesia justru termasuk boros, karena banyak menggunakan energi tetapi kurang produktip. Jadi tentunya harus difikirkan juga bahwa energi juga diperlukan untuk menghasilkan bukan hanya untuk kebutuhan hidup semata.

Tentunya ada batas minimum yang dibutuhkan manusia untuk hidup, setelah itu dibutuhkan untuk berkarya dan menghasilkan. Lah, Indonesia ini untuk hidup saja susah apalagi berkarya, sehingga dari sisi efisiensi menjadi terlihat sangat rendah.

Tapi cukup menarik kalau melihat penggunaan energi dilihat dari lampu2 malam hari. Gambar dibawah ini memperlihatkan lampu-lampu di bumi diwaktu malam. Terlihat secara kasar adalah penyebaran populasi. Apakah lampu-lampu ini menunjukkan penggunaan listrik di masing2 negara ?.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://hotmudflow.files.wordpress.com/2006/11/world-resources-bp2005.png&imgrefurl=http://rovicky.wordpress.com/2006/12/03/kemana-larinya-minyak-bumi-ini/&usg=__irCdR_ChQzAOPC_ndmv6SBoLL0I=&h=591&w=965&sz=107&hl=id&start=22&um=1&tbnid=1A4ytnsd--pnTM:&tbnh=91&tbnw=148&prev=/images%3Fq%3Deksplorasi%2Bmigas%26ndsp%3D21%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26sa%3DN%26start%3D21%26um%3D1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar