Rabu, 20 Januari 2010

BP Migas Minta ITS Kaji LNG Pulau Masela


Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ditunjuk BP Migas untuk mengkaji pangkalan pengolahan LNG (Liquid Natural Gas) lepas pantai di Pulau Masela yang merupakan perairan perbatasan Indonesia-Australia. “Eksploitasi LNG di Pulau Masela itu tepatnya di sebelah timur dari Timor Leste yang lebih dekat dengan Papua,” kata Pembantu Rektor (PR) IV ITS, Prof Ir Eko Budi Djatmiko, MSc PhD, kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.

Di sela-sela Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) yang digelar rutin setiap tahun itu, ia mengatakan hasil kajian ITS itu sedang berlangsung dan rancangan diharapkan sudah final (selesai) pada tahun 2010. “Kalau kajian sudah tuntas pada tahun 2010, maka tahun 2011 sudah mulai ada pemasangan instalasi dan tahun 2012 sudah beroperasi dengan investor dari Jepang” katanya.

Ia menilai bila pangkalan LNG di laut itu sudah beroperasi akan merupakan pengolahan LNG lepas pantai pertama di Indonesia, karena selama ini hanya di daratan. Menurut dia, kajian ITS bermula dari perdebatan pengolahan LNG di darat dan laut, sehingga akhirnya dipilih di luat, karena potensi migas itu memiliki ketidakpastian sehingga risiko akan besar bila di darat.

“Kalau di laut nanti akan tinggal menggeser infrastruktur yang ada, sebab pangkalan pengolahan LNG yang kita rancang itu bersifat terapung dengan kedalaman 800 meter, sehingga bila LNG atau migas habis ya tinggal digeser saja,” katanya.

Sementara itu, SENTA diawali dengan pameran 22 teknologi terbaru di bidang kelautan yang ramah lingkungan, kemudian seminar tentang kelautan dengan narasumber dari TNI AL.

Teknologi ramah lingkungan yang dipamerkan seperti alat pemecah ombak yang berbahan dasar polyethelene yang tidak mengalami korosi (berkarat) dan tahan lama, serta rangkaian perlindungn pantai, seperti turtle satellite tagging, mangrove field station dan water quality laboratory.

Dalam SENTA juga diumumkan dua kapal patroli buatan mahasiswa dan alumni ITS Surabaya yang berhasil memenangi tender dan akan dibeli oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dan Departemen Perhubungan. Dua kapal patroli yang dibuat tersebut merupakan kali ketiga setelah sebelumnya ITS juga membuat kapal Merdeka dan kapal wisata untuk Telaga Ngebel yang telah dikomersialkan pada 2005.

matanews.com/wp-content/uploads

Tidak ada komentar:

Posting Komentar